Mengenai Saya

Foto saya
Aku, ibu rumahtangga, yang selalu terinspirasi untuk senantiasa membuat rumah ini bahagia

Selasa, 07 April 2009

BALITAMAMA GO SHOPPING

Hi Semua,


Hari ini kami sekeluarga kedatangan tamu dari kampung. "Datuk dan nenek " begitu Kak Dea memanggil mereka. Yah. Mereka adalah om dan Tante suamiku.


Yang namanya tamu dari kampung, shopping tidaklah pernah ketinggalan dari schedule kunjungan. Maklum saja, sekali keluar daerah, biasanya pengen menghabiskan stok "pundi-pundi" yang telah ditumpuk sekian lama. Aku selalu senang jika ada yang minta ditemenin belanja, selain itu salah satu hobiku, nemenin belanja juga memberiku kesempatan ngelirik barang-barang baru dan lagi ngentrend, walaupun aku sendiri lebih suka tampil apa adanya, tidak suka ngikutin trend terbaru dan tidak suka dandan. Hitung-hitung cuci mata. sekali mendayung 2,3 pulau terlampau. Begitu yang sering ku dengar dari guruku waktu masih di SD IV Tanjung Pauh Mudik.
Tetapi yang menjadikan aku tak tega adalah ketika harus membawa serta 2 bidadari cantikku. Bosan. Rewel. Yah..namanya juga anak-anak. Apalagi mereka belum mengerti, tujuan dari belanja itu sebenarnya apa. Enakkan main Time zone. Atau main trompolin sambil mandi bola. Tapi aku juga ga tega kalau di hari libur mereka kutinggalkan di rumah bersama si mbak, sedangkan aku asyik cuci mata.

Setengah empat dari rumah. Tujuan belanja kami kali ini adalah ITC dulu. rame. padat. hiruk-pikuk. Benar-benar bikin tak nyaman Kak Dea dan Naya. Aku coba memberikan pengertian, bahwa kita harus menghormati tamu, memberikan rasa nyaman kepada tamu. Agar mereka tidak merasa merepotkan kita. Meskipun masih 6 tahun, saya tetap mencoba memberikan pengertian. Mungkin Cuma 20% dia bisa menerima. Atau mungkin dia malah bingung. Kenapa bukan aku saja yang diberikan rasa nyaman.

Memahami hal itu, selagi om dan tante memilih pakaian untuk oleh-oleh ke kampung, aku membawa mereka ke toko mainan terdekat. Memilih mainan yang mereka suka. Kak Dea beli payung motif Pooh dan Piglet dengan warna kesukaannya, pink. Mau dipakai buat ngaji katanya. Karena sekarang kan memang lagi musim hujan. Naya beli tempelin gel untuk di kaca mobil. Wajah mereka kelihatan sedikit bersinar. Senyumnya mulai muncul.

Hampir maghrib, om dan tante masih asyik memilih-milih item-item yang akan dibeli. Tetapi terakhir karena ada item yang tidak ditemukan, kita memutuskan untuk belanja ke tempat lain. CENTRO. Disanalah tujuan selanjutnya.

Naya mulai rewel lagi minta susu. Udah empat tahun, tapi Naya belum bisa berpisah dari botolnya. Karena susah makan, aku juga ga tega kalau sampai dia ga minum susu.

Kali ini acara shopping memang sengaja tidak kubekali susu, aku berharap dengan rasa lapar Naya mau makan nasi. Udah dua bulan ini naya susah makan nasi. Kalau ditanya kenapa naya tidak mau makan. Pasti jawabannya nunggu Mbak Siti datang.

Huh, hal yang sulit diwujudkan, karena saat ini si Mbak masih nungguin anaknya yang terbaring sakit di kampung. Kadang timbul rasa kasian sekaligus iba dihatiku. Kenapa Dia tidak mau makan jika aku yang nyuapin. Uh, itulah kalau anak udah tergantung sama pembantu.

Karena glukosa anak-anak sudah mulai menurun, kita memutuskan untuk makan malam dan shalat maghrib dulu baru melanjutkan belanja. Benar, Naya makan lahap sekali. Ayam pop, itulah kesukaannya, walaupun dia hanya memakan nasi yang dikuahi saja. Aku senang sekali. Karena kalau dia tidak makan juga aku takut dia masuk angin dan malah sakit.

Jam 7.15 kami sampai di Centro. Nyaman. Kesan pertama yang tertangkap. Yah maklumlah, yang belanja disini hanya orang-orang tertentu saja, dengan satu semboyan “Mutu” yang tidak mempedulikan harga.

Setengah jam mencari sepatu, Kak Dea mulai rewel minta pulang. “Belanja melulu”. Hanya itu yang terucap dari mulutnya. Aku sangat mengerti. Karena aku sendiri juga sudah merasa capek. Apalagi kemaren habis nemenin Papa ikut lomba mancing seharian.

Aku masih bisa menyembunyikan. Tentulah beda dengan Kak Dea dan Naya. Ku bawa dia ke bangku yang disediakan untuk mencoba sepatu. Kembali aku mencoba memberikan pengertian. “ Kak, Datuk dan Nenek itu kan mau beli oleh-oleh buat om Putra di kampung, kan mereka Cuma sehari disini, besok juga udah balik lagi. Bisa ga Kakak sabar sedikit aja, Cuma malam ini kita nemenin Datuk dan nenek.Kakak pasti bisa. Sabar sayang ya!” Aku gendong dia sambil menggoyang-goyangkan badanku. Berat.Memang.Kak Dea udah 23 Kg. Kupandangi dia. Matanya kelihatan sedikit merah. Dia sudah ngantuk. Tapi kucoba menyabarkan dia sedikit lagi. Kulihat Dia sudah bisa menerima kewajibannya. Mulai mengerti kalau ada yang datang, berarti tuan rumah harus memberikan rasa nyamani. Kak Dea mulai tenang. Kuturunkan dia dari gendongan. Kucium dia sambil kubisikkan “ Kakak memang pintar”.

Sementara itu naya sepertinya mulai kelihatan ceria kembali. Oh…ternyata Naya asyik menyanyi dan berkaca sambil memutar-mutar badannya bak seorang penyanyi professional. Ah… Naya memang paling senang bergaya . Berlenggak-lenggok bak seorang peragawati.

Tak terasa udah hampir jam sepuluh malam, berarti acara belanja udah harus diakhiri. Terlihat para pramuniaga mulai berbenah. Aku segera menghampiri tante sekedar mengingatkan, kalau tak ingin ikut nginap sama barang-barang dagangan ini. maklum kalau udah belanja pada umumnya kita lupa nengok jam. Lupa waktu.

Tiga kantung besar jinjingan. Aku membantu tante membawa belanjaan sambil berbimbingan dengan Naya. Kak Dea sendiri dibimbing tante.

Pluk. Kak Dea langsung menjatuhkan badannya dijok belakang. Sambil ngelonin bantal kesayangannya. Sebentar saaja dia langsung tertidur. Naya juga kelihatan sudah capek berat di pangkuanku. Beberapa saat matanyapun terpejam. Berjalan pelan, disinari lampu-lampu jalan yang temaram, mobil Avanza silver metalik ini akhirnya sampai juga di depan rumah.

Capee..e……k!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar